Hana Demam Kejang!

Senin 18 Agustus lalu begitu bangun tidur siang Hana demam. Waktu itu posisi masih di mertua nunggu ayahnya pulang dari Jakarta. Saya sih positiv thinking paling demam biasa aja. Mungkin mau tambah pinter apa atau karena mau tumbuh gigi. Banyak yang bilang kan kayak gitu. Apalagi emang Hana giginya baru nongol tiga barengan, udah mau empat malah. Sebelum tidur tadi dia sempet berdiri lepas tangan juga beberapa detik.

Akhirnya saya cuma kompres dia ajah. Besoknya panas menurun tapi siang agak naik lagi. Malamnya saya bawa dia pulang ke rumah. Di perjalanan saya udah beli obat turun panas. Begitu nyampe rumah mau diminumin obat, Hana yang ada di gendongan, badannya mau jatuh ke belakang seperti orang kaget. Habis itu dia seperti menggigil dan kejang. Matanya melotot mulutnya menganga. Saya panggil-panggil dia ngga respon.

Kami langsung bawa dia ke dokter anak, kebetulan masih buka. Tapi sama dokter disuruh langsung ke UGD Rumah Sakit Umum yang letaknya tak jauh dari situ.

Sampai UGD Hana langsung ditangani tenaga medis. Dikasih obat yang dimasukin lewat anus, dikasih oksigen, maish tetep kejang. Mungkin ada sekitar 10-15 menit baru normal kembali. Ahh leganya.

Setelah itu Hana masuk di ICU mau dipantau dulu kejangnya. Di ICU hanya satu orang yang boleh nungguin, ya pastilah emaknya. Ayahnya saya suruh pulang aja biar bisa istirahat karna baru dari luar kota. Eh ngga tahunya malah tidur di parkiran mobil.

Thifa yang awalnya nangis-nangis ngga mau saya tinggal, di rumah sama neneknya.

Alhamdulillah kejang Hana ngga berulang. Kondisinya baik, besoknya udah boleh pindah kamar. Belum boleh pulan karena masih anget. Dicek darah trombosit normal, tapi karena masih panas, besok disuruh cek lagi takutnya DB. Karena trombosit sempet turun ngga dibolehin pulang dulu sama dokter. Katanya Hana terkena virus.

Kasian ngga bebas bergerak :(

Kasian ngga bebas bergerak 😦

Duh kasian banget apalagi liat dia diinfus. Berulangkali pengen nyopot infusnya sampe rusak dan harus ditusuk ulang. Periih. Akhirnya hampir sepanjang hari saat terjaga dia rewel.

Hari minggu niatnya saya kalo trombosit turun lagi trus belom boleh pulang mau tetep saya bawa pulang aja. Terlalu lama di RS kasian bocahnya kasian juga dompet emaknya hehe. Tapi Alhamdulillah, trombosit naik dan akhirya boleh pulang.

Dari kejadian Hana masuk RS saya dapet beberapa ilmu baru:

  • Kejangnya Hana, mungkin karna dia memang termasuk yang tidak tahan terhadap suhu panas tubuhnya. Kejang ini bisa juga karena genetik/turunan, dulu omnya dia pernah kejang juga waktu kecil
  • Selalu sedia termometer di rumah dan bawa kemanapun pergi dengan anak. Jangan mengandalkan punggung tangan untuk mengukur suhu tubuh anak. Kalau panas sudah 38 derajat celcius langsung beri parasetamol (turun panas)
  • Anak yang pernah kejang kemungkinan kejang berulang cukup besar. Jangan sampai terjadi karena katanya tidak baik untuk perkembangan otak anak. Sediakan stesolid (obat anti kejang yang dimasukkan dari anus), simpan dalam kulkas. Kalau panas sudah tinggi sekitar 39 derajat, langsung kasih stesolid aja.
  • Cara mengompres yang benar adalah dengan air hangat di ketiak atau lipatan lainnya. Bukan di kening. Yang sering kita lihat di iklan tivi ngompres anak di kening kan?
  • Bila anak kejang segera bawa ke dokter. Pertolongan pertama, karena membutuhkan waktu juga dari rumah ke rs, miringkan anak supaya liurnya bisa terbuang. Kompres bagian lipatannya, bisa kasih stesolid juga.

Sekarang Hana sudah ceria kembali. Alhamdulillah, sehat terus ya nak 🙂

16 respons untuk ‘Hana Demam Kejang!

  1. Aduh…kasihan sekali melihan lengan Hana dipasang infus.. Aku gak bisa bayangkan pastilah Hana menahan sakit saat infus dipasang.. Apalagi ketika disuntikkan antibiotik ke dalam infusnya perih sekali… Aku doakan lekas sembuh dab gak kumat lg kejangnya ya Hana..

  2. Duh…i feel u mak, pernah ngerasain anak yg demam kejang. Setelah dua kali kejang, saya menyadari bahwa mendahului kejangnya terjadi, telapak kaki dan tangan biasanya dingin banget. Dokter waktu di ugd juga blg hal yang sama, dan salah satu cara mencegah kejang terjadi adalah memghangatkan telapak tangan dan kaki. Karna jika tangan dan kaki dingin, tubuh akan berusaha menghangatkan sehingga anaknya makin panas. Kata dokter boleh pakai botol diisi air panas, lalu digenggam (tapi biasanya susah ini). Ohya, kalau anak terlalu panas, sementara belum waktunya kasi penurun panas lagi, bisa diseka seluruh tubuh pakai kain direndam air hangat, lumayan efektif.biar panasnya turun segera, walaupun tak lama pasti naik lagi. Selain sedia.stesolid, saya juga sedia proris suppo…Semoga kejangnya tidak berulang lagi ya mak….amiinnn

  3. Dulu Nadia jg pernah kejang mak..tapi bukan karena panas. Jadi ternyata nadia alergi sama vaksin DPT makanya sejak itu nadia ga di vaksin DPT.
    Alhamdhulilah hana udah sehat.. moga2 abis sakit tambah pinter ya nak ^-^

  4. Pas baca ini yang pertama kepikiran adalah sebelumnya Hana sempet disuntik gak? Reaksi adverse bisa muncul beberapa hari setelah disuntik (gak hanya setengah jam, kayak yang dinyatakan di klinik).
    Alhamdulillah Hana sekarang udah sehat. Moga sehat terus dan tumbuh menjadi wanita hebat ^_^.

  5. Anakku yang bungsu pernah demam kejang, panik donk… dilarikan ke Puskesmas (di kampung gak ada dokter anak), kemudian dirujuk ke RSUD… di RSUD gak kebagian ruangan, dan akhirnya maksa pulang saja sambil minta obat…

    Sekarang kalo lagi demam, sedikit ketar-ketir… takut… Waktu kecil dulu, emaknya sering banget demam kejang

Tinggalkan komentar